BuaNGLaH SaMPaH PaDa TeMPaTNYa

hari kian berganti,,,

sampai aku lupa hari ini hari apa,,,,

tapi mengapa, hari itu tak pernah bisa lumpuh dari pikiranku??

mengingatnya,,, hanya senyum yang bisa kutorehkan di muka ku

senyum dan sesaat mata ku basah……

…..apakah aku sudah gila

ku dengarkan rangkaian nada-nada…… hanya mengiris hati….

sejauh aku menjalani hari ini,,,, sejauh aku berlari di jalan ini

,,,, ku tak menemukan mu

dan aku pun berteduh,,,,

rasanya tidak sama,,,,

…… keteduhan itu pun tidak sama

berlari lebih jauh pun,, hanya mengelabui hati ini

yang bisa kulakukan,,,, hanya berdoa

tak bisa kuterus begini…..

…….. pasti

ku harus berhenti di ujung jalan yang buntu itu……

suatu hari nanti………….

Karya: Adit

dia datang
menggoreskan kenangan

dia pergi
meninggalkan luka

apakah dia benar-benar telah pergi?
tanpa sisa
tanpa apapun

dia pergi
hatiku menangis

dia datang
kenapa hatiku kembali menangis?

kapan rasa ini akan pergi?
aku terus menunggu saat itu

saat aku bisa tersenyum tulus kembali

Karya: Tata

menjadi angin
melalui nadi kota

bertiup kencang
menembus debu hitam kematian

jantung metalik
berdetak dengan kerasnya

melayangkan angan
menuju garis horizon tanpa batas

rasakan nikmatnya melaju
diiringi dewa kematian di belakangku
rasakan nikmatnya melaju
dengan ketakutan dan adrenalin yang memburu
rasakan nikmatnya melaju
menghindari hambatan yang mengganggu
rasakan nikmatnya melaju
bersama angin aku menjadi satu

Karya: Aji

hanya berpikir dan berandai-andai
aku berbaring di tempat tidurku
pikiranku melayang jauh
aku mengingat hal-hal dan kejadian yg sudah lama berlalu
mengapa itu bisa terjadi?
aku begitu bodoh saat itu
mengingatnya sekarang sungguh membuatku menyimpulkan senyum
di luar sedang hujan
aku kembali mengingat khayalan-khayalan liarku
kembali aku tersenyum
oh betapa bodohnya aku

saat itu mataku tertutup
aku tidak bisa melihat dengan jelas
juga tak bisa berpikir dengan kepala dingin
aku dibutakan emosi semata

saat itu semua terasa begitu kelam
juga menyakitkan

namun sekarang ketika aku melihatnya dari sudut pandang berbeda, ternyata aku terjebak dalam pikiranku sendiri

hei, hal itu tidaklah serumit yang kau pikir
cobalah tenang dan pikirkan kembali
kalau tidak berhasil pada kali pertama
cobalah lagi
kau punya banyak waktu

begitu yang ingin kukatakan pada diriku saat itu

hah
tentu saja kita lebih bisa berpikir setelah merasakan suatu akibat?
kalau tidak, tidak akan ada kata ‘penyesalan’ dalam kosakata

aku kembali menatap hujan di luar jendela kamarku
pikiranku kembali melayang ke ingatan lain
tunggu..ingatan?
mungkin lebih tepat kusebut harapan?

apapun itu, melihat tetes air hujan yang menderas
membuat perasaanku membiru

aku suka hujan
hujan selalu membangkitkan perasaan tertentu yang sulit dimunculkan ketika cuaca cerah

perasaan yang kompleks dan sepi
rindu dan benci
tenang dan sendiri

memandang hujan, dan akupun terlelap

Karya : Tata

Mengapa dia datang ketika aku sedang membutuhkannya?

Mengapa dia datang ketika aku mengangankannya?

Mengapa dia ada ketika aku mencarinya?

Mengapa dia muncul ketika aku ingin mendengar suaranya?

Mengapa dia mengulurkan tangan ketika aku terjatuh?

Mengapa dia tersenyum ketika aku mencari ketenangan darinya?

Mengapa dia merengkuhku ketika aku kehilangan kekuatan?

Mengapa dia ada di belakangku ketika aku butuh sokongan?

Mengapa dia menemaniku ketika aku butuh dukungan?

Mengapa dia begitu kuat ketika aku rapuh?

Mengapa aku menjadi bergantung padanya?

Mengapa pula aku jadi mencarinya?

Mengapa hal ini terjadi padaku?

Kemana hilangnya keangkuhanku?

Kemana kau bawa rasa amanku?

Mengapa kau menjadi rasa amanku?

Mengapa kau menjadi rasa sayangku?

Mengapa kau menjadi sandaran bagiku?

Namun mengapa kau begitu sulit kucapai?

Mengapa kau yang terasa begitu dekat namun ternyata begitu jauh?

Mengapa kau yang kusayangi ternyata tak tersentuh?

Mengapa kau begitu mudah mencuri hatiku?

Mengapa aku begitu mudah jatuh padamu?

Mengapa…

Karya : Tata