BuaNGLaH SaMPaH PaDa TeMPaTNYa

Mengapa dia datang ketika aku sedang membutuhkannya?

Mengapa dia datang ketika aku mengangankannya?

Mengapa dia ada ketika aku mencarinya?

Mengapa dia muncul ketika aku ingin mendengar suaranya?

Mengapa dia mengulurkan tangan ketika aku terjatuh?

Mengapa dia tersenyum ketika aku mencari ketenangan darinya?

Mengapa dia merengkuhku ketika aku kehilangan kekuatan?

Mengapa dia ada di belakangku ketika aku butuh sokongan?

Mengapa dia menemaniku ketika aku butuh dukungan?

Mengapa dia begitu kuat ketika aku rapuh?

Mengapa aku menjadi bergantung padanya?

Mengapa pula aku jadi mencarinya?

Mengapa hal ini terjadi padaku?

Kemana hilangnya keangkuhanku?

Kemana kau bawa rasa amanku?

Mengapa kau menjadi rasa amanku?

Mengapa kau menjadi rasa sayangku?

Mengapa kau menjadi sandaran bagiku?

Namun mengapa kau begitu sulit kucapai?

Mengapa kau yang terasa begitu dekat namun ternyata begitu jauh?

Mengapa kau yang kusayangi ternyata tak tersentuh?

Mengapa kau begitu mudah mencuri hatiku?

Mengapa aku begitu mudah jatuh padamu?

Mengapa…

Karya : Tata

Ketika seseorang datang untuk mengenal, mengapa semuanya terasa jauh?
Ketika seseorang menginginkan pertemanan, mengapa yang datang cinta?
Ketika seseorang membutuhkan pelukan hangat, mengapa sebuah tamparan yang didapat?
Ketika seseorang menunggu datangnya keajaiban, mengapa kebuntuan menjelma?
Ketika seseorang mengharapkan bantuan, mengapa cemooh yang keluar dari mulut mereka?
Ketika seseorang mengatakan maaf, mengapa senyuman membalas?
Ketika seseorang berhadapan dengan kenyataan, mengapa yang ia lihat itu dusta?
Ketika seseorang menenangkan hatinya, mengapa kenyataan itu terus terungkap?
Ketika ia pergi, mengapa perih itu terasa?
Ketika ingin melupakannya, mengapa semuanya terasa dekat?

Karya : Adit

Tentang seseorang…

Aku, seorang yang hidup dalam sebuah mimpi.

Aku, seorang yang tak tahu apa harus dilakukan ketika mimpi itu berakhir.

Aku, seorang yang menangis ketika dihadapkan pada kenyataan pahit tersebut.

Aku, seorang yang berusaha lari dari kenyataan tersebut.

Aku, seorang yang tak tahu diri.

Aku, seorang yang manja.

Aku, seorang bocah yang dipaksa melewati sebuah gerbang pahit yang dinamakan “kedewasaan”.

Aku, seorang yang bahkan blm mengetahui arti kedewasaan itu sendiri.

Aku, seorang bayi yang dikenalkan dengan dunia luar.

Aku, seorang manusia yang baru tahu adanya kasih sayang.

Aku, seorang yang baru mengenal sesuatu yang bernama cinta.

Aku, seorang bodoh yang terus mendampakan sesuatu yang baru dikenalnya.

Aku, seorang bodoh yang merasakan hati terluka.

Aku, seorang bodoh yang terus berharap.

Aku, seorang bodoh yang membuang kesempatan.

Aku, seorang bodoh yang menyesal

Aku, seorang bodoh yang mencoba menjadi pintar,

dengan membodohi diri sendiri…

00:37 AM 11 Februari 2008

Karya : Tata